EMAS DAN PERAK DI WUTUNG PAPUA NUGINI?

“Pemikir hebat adalah mereka yang dapat mengambil hikmah dari setiap kejadian”

_________________________________________________________________

Kegiatan “Field Trip” yang telah dilakukan oleh Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP-IPS) pada tanggal 24 Mei 2023 adalah terbilang sukses. Indikatornya sangat sederhana, pujian dan pengakuan dari MGMP lain, serta kegegap-gempitaan, suka cita, riang gembira, senang bahagia selama dalam perjalanan hingga tiba di tempat tujuan, yaitu Wutung Papua Nugini (PNG).  Apalagi, ketika mendapatkan ijin dari petugas lintas batas untuk dapat menyeberang dan melihat panorama alam yang begitu indah, menawan, dan memesona. Laut biru, ombak berkejaran, pasir nan putih, jalan-jalan utama dan pemukiman yang tertata rapi adalah cukup memukau. Warung sederhana dengan menu sosis khas Papau Nugini yang mirip terong berwarna merah, dan juga souvenir-souvenir cantiknya, antara lain kalung khas PNG dan topi bermerk PNG. Suasana jiwa yang menyenangkan itu, terbawa hingga pulang, termasuk ketika bermampir di Pantai Holtekamp untuk makan siang.

Dua hari sebelum hari keberangkatan, beberapa anggota menyampaikan ketidakpunyaan kaos berwarna biru muda melalui WA grup. Ternyata, kemudian grup menjadi sepi, karena tidak ada tanggapan sehingga disinyalir mereka tidak dapat bergabung dalam “Field Trip”. Kekhawatiran itu, ternyata tidak terbukti, karena pagi hari sebelum berangkat, yang berkeluh kesah dengan sedikit protes, ternyata muncul juga. Dalam konteks ini, ketua MGMP yang memilih sikap diam, ternyata cukup efektif dan dapat mengubah keluhan, penolakan menjadi dukungan dan partisipasi. Hal kedua yang menarik adalah jenis angkutan dari semula menggunakan truk berubah menjadi bus berkelas, yang dilengkapi AC milik TNI Angkatan Laut (AL) Jayapura.

Sore dan malam harinya, WA grup diramaikan dengan informasi yang simpang-siur, terkait ketersediaan soal ujian akhir tahun atau penilaian akhir tahun. Mereka yang tidak bergabung dalam kegiatan “Field Trip” mendapatkan dan meneruskan informasi yang kurang sempurna, terutama oleh sekolah yang telah menerapkan “Kurikulum Merdeka (KURMER)”. Mereka menuntut atau mempertanyakan ketersediaannya, padahal menurut kesepakatan, soal KURMER diserahkan pada sekolah masing-masing. Kemudian, suasana grup menjadi sepi. Entah karena terjadi komunikasi pribadi atau apalah! Namun, satu “nada” kemudian menyeruak di grup, terasa cukup mendinginkan suasana batin, “Orang saling mencinta, lobang jarum terasa luas bagai permukaan bumi. Orang saling marah, dan ada benci, permukaan bumi terasa sempit bagai lobang jarum (Jayapura, 6 Juni 2023)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WeCreativez WhatsApp Support
Our customer support team is here to answer your questions. Ask us anything!
👋 Hi, how can I help?