Ibnu Atha’illah berkata bahwa “Betapa jauh bedanya antara orang yangt berdalil bahwa adanya Allah menunjukkan adanya alam dan orang yang berdalil bahwa adanya alam menunjukkan adanya Allah. Orang yang menyatakan ”adanya Allah menunjukkan adanya alam” adalah orang yang telah mengenal al-Haqq (Allah) dengan kepatutan-Nya. Karena itulah, ia menetapkan keberadaan alam ini dari keberadaan pangkal (Dzat) yang membuatnya ada. Sementara itu, yang berdalil “adanya alam menunjukkan adanya Allah” adalah orang yang belum sampai kepada-Nya. Sebab, sejak kapan Allah itu gaib sehingga Dia harus dibuktikan dengan wujud alam dan kapan Allah itu jauh sehingga semesta ini harus menjadi pengantar menuju-Nya?
Syekh Abdullah asy-Syarqawi al-Khalwati menerangkan bahwa orang-orang yang dekat kepada Allah ada dua golongan, yaitu murad (yang dikehendaki Allah) atau orang majdzub (yang ditarik Allah untuk didekatkan kepada-Nya) dan murid (yang menghendaki Allah) atau salik (yang meniti jalan menuju Allah).
Para murid atau salik, perjalanan mereka menuju Allah masih terhalang akibat pandangan mereka terhadad dunia dan alam semesta. Di mata mereka, semesta teramat lahir, sedangkan Allah itu gaib. Mereka tidak melihat-Nya. Karena itu, mereka berdalil bahwa wujud alam semesta ini membuktikan wujud Allah.
Sementara itu, para murad dan majdzub, mereka langsung didekati Allah dengan wajah-Nya Yang Mulia. Allah akan mengenalkan diri-Nya kepada mereka. Karena itu, mereka pun akan mengenal-Nya. Semua makhluk dan alam semesta akan hilang dari pandangan mereka karena berdalil bahwa wujud adalah bukti dari wujud semesta.
Wallahu a’lam bishshowab!
__ Jayapura, 8 Agustus 2024