Menjemput Cinta, Menggapai Syafaat

Sabtu, 28 Oktober 2023

Jayapura (abunawaslink.com) — Disiplin dan tepat waktu adalah kebiasaan orang hebat bertanggung jawab, dan itu hanya ada pada orang-orang yang memiliki ethos dan mengharapkan masa depan lebih gemilang. Toleransi pada tetamu yang belakangan datang, tetap dipelihara. Namun, memulai acara tepat waktu karena lebih menghormati tetamu yang datang terlebih dahulu, adalah pilihan cerdas dan berani. Sopan santun terjaga, efisiensi, efektivitas, dan produktivitas tetap terpelihara. Demikianlah, nilai-nilai dan norma diharapkan menjadi aksi nyata dalam bertindak dan berperilaku. Jalan menuju harapan ini, dapat ditemukan dalam upaya maksimal dan kontinyu, salah satunya adalah melalui peringatan maulid Nabi SAW.

Pimpinanan Pondok Pesantren Darul Qur’an wad Dakwah: Ustadz H. Muhammad Taufik, S.Sos.I., M.Pd.

Pukul 09.15 WIT, pimpinan pondok pesantren (ponpes) Darul Qur’an wad Da’wah (DQD) Argapura- Ustadz H. Muhammad Taufik, S. Sos.I., M.Pd. menyampaikan sambutan. Dalam kesempatan itu, Ustadz Taufik (=demikian nama akrabnya) melaporkan progress pondoknya yang dinamis. Pada umurnya yang relatif muda, pembelajar di pondok DQD telah berjumlah 400 santri. Suatu angka yang fantastis, apalagi jenjang pendidikannya yang lebih komplit, mulai Madrasah Ibtidaiyah (MI) sampai Madrasah Tsanawiyah (MTs), bahkan ada Madrasah Diniyah. Progres pondok ini menimbulkan tantangan dalam hal tenaga pengajar, sarana prasarana, dan dalam pelayanan lainnya. Diharapkannya, agar kontribusi dari semua pihak adalah sangat dibutuhkan.

Selain progres pondoknya, Ustadz H. Muhammad Taufik, S. Sos.I., M.Pd memaparkan target capaian hafalan santri (=khusus MTs) hingga tamat di kelas 9 adalah 15 Juz. Beliau menargetkan lulusan, adalah menjadi hafidz atau hafidzah, juga menjadi ulama. Dikatakannya, kecintaan membaca Al-Qur’an adalah sangat mendukung dalam pencapaian akademik. Beliau menegaskan, usaha keras menghafal Al-Quran adalah berat, tetapi menjaga hafalan adalah jauh lebih berat. Lain daripada itu, belajar nahwu shorof adalah sebagai program unggulan pondok DQD. Program ini, adalah pilar mendasar bagi peningkatan kemampuan membaca dan memahami “kitab gundul”

Dewan Pembina Yayasasn Ponpes DQD, Dr. Ir. H. Rustan Saru, MM memotivasi para santri beserta orangtua mereka sebagai calon-calon penghuni surga karena memilih DQD sebagai tempat belajar. Lebih lanjut, Pak Rustan (=demikian nama akrabnya) mengajak dan mengharapkan dengan sangat pada seluruh komponen, terutama orangtua santri untuk memberi bantuan guna kesinambungan pembangunan gedung yang terus bergerak dan berbenah. Dalam sambutan singkatnya itu, beliau menghubungkan pelaksanaan Maulid Nabi Saw yang bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda, kiranya menjadi momentum terbaik dalam merawat kecintaan pada tanah air, bangsa, dan bahasa. Secara khusus, beliau menghimbau agar ajaran cinta kasih menjadi landasan dalam berkomunikasi, terutama jelang tahun 2024—tahun politik.

Pembawa Hikmah Maulid Nabi Saw: KH. Saiful Islam Al-Fayage

Hikmah maulid Nabi Saw merupakan kegiatan inti yang dinantikan. Tetamu kehormatan dan umum menyambut secara takdzim KH. Saiful Islam Al-Fayage ketika berjalan menuju mimbar. Dalam mengantar ceramahnya, Beliau membacakan ayat ke-31 dari surat Ali Imron yang membawa kabar gembira pada siapapun yang mencintai Allah dan mengikuti Nabi Saw, maka cinta Allah adalah balasannya, dan diampuni segala dosanya. Untuk itu, peringatan maulid merupakan pilihan terbaik dalam upaya menumbuhkan cinta dan menemukan pedoman dalam mengikuti sunnahnya.

Setelah menukil ayat ke-31 dari surat Ali Imron, KH. Saiful Islam Al-Fayage, yang sehari-hari sebagai Ketua MUI Provinsi Papua mengisahkan Anas bin Malik yang bertanya kepada Nabi Saw tentang,”Kapan Hari Kiamat?” Atas pertanyaan tersebut, Nabi Saw balik menanya pada Anas bin Malik, “Bekal apa yang telah engkau persiapkan untuk Hari Kiamat?” Anas bin Malik menjawab,”Tidak ada, ya Rasulullah!” Seketika Anas bin Malik terdiam, suasana pun hening, dan sahabat lain pun bungkam. Namun, sesaat kemudian Anas bin Malik mengulangi pernyataannya,”Tidak ada, ya Rasulullah, kecuali cinta kepada Allah dan Rasul-Nya!” Nabi Saw menjawab, “Seseorang akan bersama dengan yang dicintainya!’ Maka wajah Anas bin Malik menjadi berbinar bahagia.

KH. Saiful Islam Al-Fayage menggembirakan hati para pemangku kepentingan yang terlibat dan terus mendukung gerak dakwah, katanya, “Pahala dakwah di Tanah Papua adalah berbeda. Pendakwah Papua adalah terlebih dahulu masuk surga. Pahala itu, tergantung kadar kesulitannya!” Kiai yang “mondok” di Jawa Timur selama 20 tahun, dan merupakan da’i orbitan (TPI dulu) menandaskan bahwa anak adalah harta termulia, dan anak adalah amanah. Beliau menyampaikan tuntunan pendidikan ala Nabi Saw, yaitu cinta kepada Rasulullah Saw, cinta kepada ulama, cinta kepada guru, dan cinta Al-Qur’an. Beliau mengimbuhkan bahwa Al-Qur’an adalah identitas. Tidak boleh jauh-jauh, apalagi meninggalkan Al-Qur’an.

Pimpinan Pospes DQD beserta para ustadz dan ustadzah DQD

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WeCreativez WhatsApp Support
Our customer support team is here to answer your questions. Ask us anything!
👋 Hi, how can I help?