
Jayapura abunawaslink.com – Sebanyak tiga puluh satu mata acara turut memeriahkan Musyawarah Daerah (musda) ke-6 Muhammadiyah dan Aisyiyah kota Jayapura. Panitia merancang acara ke dalam empat katagori yaitu pentas seni, bazaar, parenting, dan kuliner nusantara. Seluruh amal usaha, terutama di bidang pendidikan mulai dari TK hingga Perguruan Tinggi turut berpartisipasi dan berkontribusi guna menyukseskan musda ini. Keseluruhan tampilan adalah sangat menarik, memukau, dan memesona para tetamu. Auditorium Universitas Cenderawasih menjadi saksi kemeriahkan pembukaan musda, yang dirangkai dengan Festival Muhammadiyah.
Duet Master of Ceremony, Udin Ramazakir, S.Pd., S.I.Kom., M.Si dan Santi Tajang, S.Pd. membakar semangat para pengisi acara dan animo para tetamu. Penampilan demi penampilan mendapat apresiasi dengan gemuruh tepuk tangan. Tarian, lagu, dance, qosidah adalah silih berganti menampilkan persembahan terbaik mereka. Hal menarik, terjadi ketika Pak Udin (nama akrab beliau) menyerahkan ke-MC-an pada salah muridnya, yaitu Reihan. Ini adalah suatu bentuk kaderisasi yang sangat efektif bagi penumbuhan MC muda yang berbakat, berani, dan percaya diri. Sesi awal ini terisi dengan sembilan penampilan.
Sembari menanti acara pembukaan musda, kembali Udin Ramazakir menjadi moderator parenting dengan pemateri Nurjaya, S.Pd., M.Pd. Dalam pemaparannya, ia menyampaikan tema, yang diberi nama “4K” yang harus menjadi bekal sukses setiap peserta didik yaitu karakter yang kuat, keterampilan komunikatif, kemampuan berkolaborasi, dan komitmen tinggi. Lebih lanjut, ibu yang baru dilantik sebagai Kabid SMA/SMK Dinas Pendidikan dan Kebudayaan kota Jayapura menjelaskan bahwa pentingnya kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ), kecerdasan spiritual (SQ) sebagai satu kesatuan dalam rangka pembentukan sumber daya manusia yang paripurna. Secara khusus, kepada para orangtua, hendaknya berusaha memosisikan diri sebagai teman bagi anak-anak, sehingga anak-anak merasa nyaman dan mau berbagi tentang banyak hal ikhwalnya. Menjadi orangtua, seyogyanya hadir dalam tiga momen penting dalam dinamika anak, yaitu saat berproses, saat berprestasi, dan saat bermasalah, demikian pungkasnya.

Setelah itu, terjadi penyerahan MC ke Desvita Astari Djamion, M. Pd. dan Amri. Mereka memandu acara pembukaan dengan sangat baik. Tampilan demi tampilan silih berganti memberikan hiburan pada tetamu, yang sebagian besar adalah orangtua wali peserta didik yang akan menerima laporan pendidikannya.
Dalam sambutannya, Penjabat Walikota Jayapura Dr. Frans Pekey, M.Si mengapresiasi dengan sangat senang dan gembira, bahkan sangat merindukan adanya musda sebagaimana yang telah dilakukan Muhammadiyah dan Aisyiyah kota Jayapura. Dikatakannya, pelaksanaan musda mencerminkan persatuan dan kesatuan yang kokoh dari segenap warga, dan beliau sangat mengharapkan agar dapat menjadi penyemangat pada organisasi yang lain. Dr. Frans Pekey mengakui kiprah Muhammadiyah dan Aisyiyah, khususnya di bidang pendidikan telah banyak mencetak generasi yang berkualitas, di semua jenjang. Lebih dari itu, ia juga memuji pola pendidikan Muhammadiyah dan Aisyiyah yang inklusif, terbuka untuk semua golongan. Terkait dengan pelaksanaan musda, beliau mengharapkan agar tercipta suasana mencerahkan dan saling menguatkan demi kemajuan dan kesuksesan di masa depan.
Usai pembukaan dan pemukulan tifa sebagai tanda resmi pelaksanaan musda, Frans Pekey (demikian nama sapaannya) melakukan kunjungan ke stand bazaar dan kuliner nusantara. Tidak sekadar melihat-lihat saja, tetapi menanya juga, dan itu sangat elok dipandang dan menghibur para petugas penjaga stand. Keramahan disertai kedermawanan Bapak Pejabat Walikota ini, terlihat ketika mencicipi dan menikmati salah satu jenis menu bazaar dan kuliner nusantara, di mana beliau menarik dan menyerahkan “lembaran merah” yang disambut dengan hati yang sangat riang oleh petugas stand. Dalam kunjungan ini, Frans Pekey dibersamai petinggi-petinggi Muhammadiyah dan unsur forkopimda serta Kepala Badan Kepegawaian dan Pelatihan (BKPP) sekaligus ketua PGRI kota Jayapura.
Pada saat yang sama, rentetan pentas seni masih mewarnai panggung acara, dan pembagian laporan pendidikan kenaikan kelas. Mereka yang beraksi di atas panggung dan berusaha mempersembahkan penampilan terbaiknya. Tampak pada wajah mereka adalah kepuasan pasca tampil. Mereka yang telah menerima laporan pendidikannya, juga tidak kalah seru karena harus antri. Acara masih berlanjut hingga penutup dengan persembahan terbaik berupa musikalisasi puisi dari Universitas Muhammadiyah Papua (UMP).
Pada saat yang lain dan pada tempat yang berbeda, Udin Ramazakir sebagai koordinator acara memaparkan tujuan pelaksanaan Festival Muhammadiyah. Secara umum, ia menyampaikan bahwa festival ini bertujuan untuk memeriahkan pembukaan musda, dan tujuan-tujuan lainnya, yaitu sebagai sarana sosialisasi perkembangan Muhammadiyah, sebagai ajang promosi amal usaha Muhammadiyah, sebagai ajang silaturrahmi, sarana unjuk bakat dan potensi. Bukan hanya itu, event ini juga dapat berfungsi sebagai media untuk mempublikasikan karya belajar peserta didik, serta media informasi yang efisien, efektif kepada pemerintah. Demikian tandasnya.
Sangat diharapkan, musda ke-6 Muhammadiyah dan Aisyiyah dengan tema, “Bersama Mencerahkan, Wujudkan Harmoni Kota Jayapura” dapat terlaksana dengan sukses. Laporan pertanggungjawaban dapat diterima dengan baik, dapat memilih pengurus yang lebih baik, dan dapat menyusun program yang lebih baik (Jayapura, 25/06/2023)
