Kemenangan yang Nyata

IRo-Papua Gumi abunawaslink.com – Dalam buku Muhammad Sang Yatim halaman ke-354, Prof. Dr. Muhammad Sameh Said mengulas tentang akibat yang harus ditanggung oleh Quraisy karena terlibat dan membantu kabilah Bakar dalam pembantaian kabilah Kuzaah (sekutu Rasulullah). Pelanggaran terhadap Perjanjian Hudaibiyah itu menjadi alasan bagi Nabi Sallalahu alaihi wasallam untuk menaklukkan kota Mekkah. Sebagai tokoh paling berpengaruh, Abu Sufyan melakukan manuver politik dengan berangkat ke Madinah untuk menghadap Rasulullah Sallallahu alaihi wasallam dengan maksud untuk menegaskan kesetiaan  mereka pada perjanjian Hudaibiyah. Tetapi, Abu Sufyan hanyalah menemui kegagalan, dan kembali membawa kehinaan, serta menimbulkan rasa takut tiada tara bagi penduduk Quraisy.

Nabi Sallallahu alaihi wasallam memasuki kota Mekah dengan syahdu, rendah hati, menundukkan kepala ke arah tunggangannya, sampai kepalanya hampir mnyentuh punggung untanya. Beliau tidak memasuki Mekkah sebagai agressor yang berbangga diri sebagaimana lazimnya raja yang meraih kemenangan, atau penakluk yang menyombongkan diri. Namun, Nabi Sallallhu alaihi wasallam memasuki kota Mekkah dengan kepala tertunduk, penuh ketenangan, dan penghayatan akan kemenangan yang terjadi.

Usai bertawaf, Nabi Sallallhu alaihi wasallam menyampaikan khutbah di hadapan orang banyak, “Tiada Tuhan selain Allah yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya, Dia telah menepati janji-Nya, menolong hamba-Nya, memberi kemampuan bagi tantara-Nya, dan mengalahkan kumpulan musuh dengan sendiri-Nya…” Kemudian, beliau berkata,”Wahai kaum Quraisy, sesungguhnya Allah telah menghilangkan kesombongan jahiliyah dari kalian dan pengagungan terhadap nenek moyang. Manusia dari Adam, dan Adam dari tanah.”

Nabi Sallallahu alaihi wasallam melanjutkan, “Wahai kaum Quraisy, menurut kalian apa yang akan kulakukan terhadap kalian?” Mereka menjawab, “Kebaikan, sebagai saudara yang mulia dan anak dari saudara yang mulia.” Beliau bersabda, “Aku sampaikan kepada kalian sebagaimana yang dikatakan saudaraku Yusuf, pada hari ini tidak ada cercaan atas kalian. Semoga Allah mengampuni kalian sebab Dia Maha Penyayang. Pergilah kalian! Sesungguhnya kalian telah bebas.

Waktu seakan berhenti untuk menyimak kata-kata dari Nabi Sallallahu alaihi wasallam. Prof. Dr. Muhammad Sameh Said, seakan hadir dalam momentum itu. “Betapa agung dan mulianya engkau wahai Rasulullah! Telah datang  waktunya pembalasan, di saat mereka tidak berdaya, sedangkan engkau memiliki kekuatan, kekuasaan, kemenangan, dan mereka dalam kondisi paling rendah, hina, dan lemah. Hanya dengan isyarat darimu, mereka habis seketika. Sungguh engkau, tiada menyimpan dendam dan benci, padahal mereka telah mengusirmu, mengeluarkanmu, menghinakanmu, mencacimu, memboikotmu, membuatmu kelaparan, menyakitimu, memerangimu, dan menghasut orang agar berpaling darimu. Mereka membunuh sahabat-sahabatmu, mereka menumpahkan darahmu, hingga tak cukup kata-kata untuk menggambarkan siksaan mereka terhadapmu.

Demikianlah, Nabi Sallallahu alaihi wasallam telah memaafkan dengan dasar cinta kasih. Kemudian, orang-orang Quraisy menyatakan diri masuk dan memeluk Islam dengan damai. Sikap pemaaf telah mengubah musuh menjadi kawan, mengubah benci menjadi cinta, mengubah penolakan menjadi pendukung setia. Nabi Sallallahu alaihi wasallam, telah menerapkan sikap “merangkul” daripada “ memukul”, dan hasilnya adalah kemenangan yang nyata (Jayapura, 1 Juli 2023)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WeCreativez WhatsApp Support
Our customer support team is here to answer your questions. Ask us anything!
👋 Hi, how can I help?