Iro-Society, abunawaslink.com – Berolah raga merupakan kebutuhan pokok bagi semua orang. Setidaknya jalan cepat, bila tidak dapat berlari kecil. Berolah raga pagi atau sore, sambil menyerap udara segar yang sarat dengan oksigen, dan juga menikmati indahnya alam sangat bermanfaat sebagai sumber inspirasi, sekaligus memenuhi ajakan “perbanyak jalan-kurangi duduk” Waktunya pun tidak mesti lama, cukup memenuhi standar minimal tiga puluh menit setiap hari. Berolah raga lainnya, yang kini lagi trend adalah gowes. Bila tidak, maka latihan peregangan untuk keluwesan dan latihan beban untuk kekuatan dan kekekaran, juga tak kalah berharganya. Tanpa peregangan maka otot akan menjadi tegang, kaku, dan pada akhirnya tidak bertenaga. Senam juga merupakan pilihan kebanyakan “emak-emak” Berolahraga dengan peregangan sangat bermanfaat untuk menyehatkan jantung dan paru-paru, sekaligus menambah daya tahan-memperbaiki kapasitas tubuh dan otak (Covey, 1997).
Selain olah raga, olah rasa dan olah jiwa merupakan kebutuhan yang tidak kalah pokoknya. Untuk itu, kita dapat melakukan rekreasi pantai, dan di sana kita dapat menikmati keindahan alam semesta. Kita dapat menyaksikan wajah-wajah penuh kebahagiaan dari para pengunjung. Puncak gunung, juga merupakan pilihan peregangan. Aneka ragam pepohonan yang tinggi dan menjulang membawa kesegaran jiwa. Cuitan burung yang nyaring dan silih berbalas, bahkan gesekan bambu bagai simponi alam nan merdu. Persawahan pun dapat menjadi sumber peregagangan rasa dan jiwa. Apatah lagi, kalau pepadian sedang menghijau yang berpadu dengan langit biru. Para petani tampak riang gembira dan sangat menikmati pekerjaannya, dan seakan tanpa beban hidup. Bagi mereka yang bertinggal di kota, pusat-pusat keramaian merupakan alternatif nomor satu, walau sekedar “cuci mata” katanya.
Senada dengan olah rasa dan olah jiwa, maka olah mental dan emosi merupakan kebutuhan super utama. Kegiatan yang merangsang kerja pikir dengan membaca, memecahkan berbagai masalah kritis dengan cara kreatif. Termasuk juga di dalamnya, kegiatan menulis dan mempresentasikannya merupakan bagian dari latihan mental. Untuk latihan emosional, maka bersikap sabar di saat berbagai kegiatan yang tidak selamanya sesuai dengan harapan, maka beradaptasi adalah solusinya. Penerapan prinsip lebih banyak melihat dan mendengar daripada berbicara adalah seni olah rasa, emosi, dan mental, yang selanjutnya membentuk kepribadian yang berintegritas ( Jayapura/14062023).
