Overseas Sophisticated Experiences

By abunawaslink.com

Sekilas tentang Kajian Spesial Jumat Malam

(Jayapura, 2 Oktober 2023) –Kajian Spesial Jumat Malam (KSJM) merupakan kanal terbaik bagi pertumbuhan atmosfir akademik melalui pertemuan virtual. Saat tulisan ini diturunkan, KSJM adalah seri ke-188. Hal ini berarti, telah memasuki tahun ke-empat, sejak didirikan oleh Prof. Imam Robandi, Ketua Dewan Professor ITS Surabaya. Setiap tayang, KSJM sering kali melebihi durasi yang telah ditentukan, yakni pukul 19.00 – 23.30 WIB. Perserta yang telah merasakan pertumbuhan akademik atmosfir, adalah selalu giat dan bersemangat mengikuti kajian hingga larut malam.

Setidaknya, ada dua jenis kepemimpinan yang terinternalisasi dalam KSJM, yakni kepemimpinan delegatif dan kepemimpinan transformatif. Semula, peran Prof. Imam Robandi sebagai ”Founder” mendelegasikan tugas penyelengaraan kepada beberapa orang terampil dan terpercaya yang dikemas dalam panitia kecil. Secara acak, kemudian bergulir pada seluruh santri IRo-Society hingga menjadi terlatih dan berpengalaman. Kepemimpinan transformatif pun berjalan secara alami, dan para santri yang mendapat tugas kepanitiaan, dapat bergerak dengan lincah, dan selalu sukses.

Kesempatan, tidak datang dua kali, maka dari itu para santri santri IRo-Society senantiasa menerima tugas dengan penuh semangat dan suka cita. Mereka telah merasakan manfaat, telah merasakan pertumbuhan atmosfir akademik. Para santri bagai ‘ilalang’ yang siap menyala begitu tersenggol api. Mereka siap menerima tugas, dan belajar terus mengembangkan diri dan berbagi manfaat melalui KSJM. Praktek terbaik dari KSJM, bahkan telah banyak mewarnai kegiatan-kegiatan akademik, di mana pun para santrinya berkiprah. Inilah KSJM yang mencerahkan dan memberdayakan.

Orientasi Founder IRo-Society

Tidaklah berlebihan, bila dikatakan bahwa Kajian Spesial Jumat Malam (KSJM) adalah ”role model”  terbaik untuk pertemuan virtual. Predikat inilah yang menyebabkan KSJM tetap eksis hingga seri ke-188. Para petugas saling membahu dalam menyukseskan penyelenggaraan kegiatan. Semua kendala, dapat diatasi dengan komunikasi dan kordinasi yang intens. Semakin terpepet waktu, semakin gencar mempersiapkan segala sesuatu demi suksesnya acara. Pembagian tugas dan kerjasama lintas jarak menambah keindahan komunikasi. Sabar dan senang berbagi adalah pantas diapresiasi dengan penuh hormat. Petugas baru bertambah pengalaman, dan petugas lama bertambah kemahiran dan keterampilan dalam mengelola pertemuan virtual.

Kegiatan KSJM dikemas dengan sangat rapi melalui “rundown” sederhana, singkat, padat, dan jelas. Among tamu menyambut dengan penuh kehangatan setiap peserta yang hadir. Organizing  Committee (OC) mengulas singkat dan mengapresiasi kerja panitia. Tak ada yang boleh terlewatkan, semuanya mesti tersapa. Penghormatan tertinggi dan terima kasih pada “Keynote Speaker dan Invited Speaker” yang telah menyediakan waktu untuk menghadiri KSJM. Perlakuan sama disampaikan  pada anggota panitia, moderator, zoom keeper, dan flyer, serta seluruh contact person dan apara peserta.

Terlaksananya  KSJM seri ke-188, dapat menjadi lebih dinamis adalah berkat kepiawaian moderator dalam memandu acara. Rohmannazillah, M. Hum dari Yogyakarta dalam memandu KSJM telah menggunakan “diksi” yang mencerahkan akademik atmosfir. Ia mempersilahkan Prof. Imam Robandi sebagai “Keynote Speaker” untuk memberikan orientasi bagi terlaksananya KSJM. Pemilihan kata orientasi, dengan sendirinya menggiring perasaan dan perhatian peserta untuk menyimak setiap ucapan dan untaian kalimat yang sarat makna dan pesan. Orientasi dari Prof. Imam Robandi adalah sesuatu yang selalu ditunggu, karena daya sengatnya yang luar biasa. Pada sesi akhir acara, kembali moderator menarik perhatian dengan mempersilahkan Prof. Imam Robandi untuk memberikan “Insight”. Luar biasa, orientasi dan insight adalah dua diksi yang berkelas.

Dalam orientasinya, Prof. Imam Robandi menyinggung tentang pentingnya menghargai  waktu melalui pembiasaan datang lebih awal pada setiap acara, dan itu merupakan prestasi yang dapat dibanggakan. Alam semesta menyajikan banyak keindahan, dan sangat disayangkan bila tidak dinikmati. Pada setiap tempat baru, ambillah dan bawalah sesuatu yang baru –tidak ada di tempat kita berada. Jangan pernah pulang tanpa “oleh-oleh” (=nilai). Kemudian, berbagilah agar “oleh-oleh” dapat membawa kebaikan. Belajarlah dari magnet, bila dibawa di pantai, dan guling-guling maka akan ada pasir yang melengket. Jangan menjadi pintar sendiri, tetapi ajaklah orang lain untuk pintar dan maju bersama, dan kepintaran itu adalah sendiri yang membangun, bukan orang lain. Teruslah berbagi dan menanam, bila tidak maka ilalang dan rumput liar yang banyak akan bertumbuh. Bila terjebak dalam rutinitas, dapat dipastikan akan tenggelam, dan secara khusus pada penulis, pesan singkatnya, jauhilah kalimat, “Saya pernah menulis, tetapi katakan saya selalu menulis!!”

Berbagi Pengalaman Luar Negeri

Pertama, dari seorang mahasiswi yang masih muda belia, berusia 27 tahun. Dalam penuturannya, Nikmatul Azizah mengaku telah menginjak 14 (empat belas) negara pada 3 (tiga) benua. Pada kesempatan KSJM ke-188 ini, ia menyampaikan garis besar pengalamannya dalam 3 (tiga) pesan yaitu: 1) ilmu dan iman adalah sangat penting dalam menghadapi godaan yang kerap muncul di luar negeri, terutamanya bagi jiwanya masih sangat belia ; 2) setiap jengkal dari bumi ini adalah masjid, maka bersujudlah, karena kelak bumi tempat bersujud tersebut akan menjadi saksi bahwa kita pernah bersujud; 3) seindah-indah negeri orang, adalah lebih indah negeri sendiri, maka bersyukurlah!.

Kedua, datang dari seorang Ustad, Rektor UNIMUS periode 2015-2019. Dalam penuturannya, Prof. Dr. Djamaluddin Darwis, MA merasa terdorong untuk melanglang buana ke luar negeri melalui keyakinan dan pemahamannya bahwa.. “bumi Allah itu luas” (QS; An-Nisa: 97 dan QS: Az- Zumar ayat 10), dan maka “bertebaranlah di bumi!” (QS: Al-Jumuah:10)  serta pesan tersirat agar mengembangkan nalar melalui penglihatan, pendengaran (QS: Al-A’raf: 179). Pemantik berikutnya, adalah dirinya terlanjur menjadi guru bahasa Inggris. Inilah yang dinamakan Terlanjur Membawa Nikmat!” Prof. Djamaluddin (=nama akrabnya) adalah alumni IAIN, jurusan Bahasa Inggris, Fakultas Tarbiyah menjadikan dirinya memiliki kemampuan yang cukup komprehensif, dan itu sangat menunjang dan banyak memeroleh kemudahan, terutama dalam urusan ke dan di luar negeri. Beliau telah menjelajahi sebanyak 21 (dua puluh satu) negara, semuanya “free of charge”.

Prof. Djamaluddin Darwis mengisahkan perjalanan ke luar negeri, adalah lebih banyak bersifat “intuitif’ dengan doa-doa yang terijabah oleh Allah. Doa sederhananya yang cukup efektif mendapat balasan adalah keinginannya untuk menjadi orang bermanfaat. Atas dasar doanya itulah, maka ia selalu melibatkan diri dalam berbagai aktivitas sebagai relawan, mengisi pengajian, menyampaikan khutbah, menikahkan orang (Pakistan), memulasara jenazah, dan aktivitas sosial lainnya. Balasannya adalah perpisahan mengharukan di Sidney Airport. Kesedihan, air mata, dan merasa kehilangan adalah tergambar dalam suasana perpisahan itu. Bagi Prof. Djamaluddin Darwis, hidup adalah ujian, dan hidup adalah belajar. Ujian dan belajar adalah suatu kesatuan. Ujian hidup, sering datang secara mendadak, karena itu belajar dan belajar adalaha solusi. Hidup dan ujian adalah kurikulum tersembunyi, yang dapat didengar dan dilihat.

Ketiga, datang dari seorang jurnalis dan editor buku. Djoko Pitono adalah seorang pejuang kehidupan. Prinsip hidupnya sangat sederhana, belajar karena ingin belajar, dan belajar adalah investasi. Berikhtiar saja, biar kuasa Allah yang menuntun menuju sukses. Ia berjuang mewujudkan semangat dan menggapai cita-citanya dengan menjadi tukang roti, sambil berkuliah bahasa Inggris. Segala keterbatasan ditaklukkan dengan semangat. Jalan kaki dengan sepatu jebol adalah biasa, dan mengantuk dalam kelas adalah langganan, dan karena itu ia mendapat teguran dosen.  Luar biasanya adalah mengantuk itulah, menjadi jalan barokah. Dosen yang tadinya menegur, kemudian menjadi pelanggan setianya. Ia kemudian menjajakan roti di kampus. Berkat bantuan teman-teman kuliah, usaha rotinya semakin berkembang, pelanggan semakin bertambah, penghasilan meningkat drastis, dan terjadilah “revolusi” dalam diri dan perilaku. Gaya hidup berubah, kebiasan membeli buku-buku bekas, pindah ke Gramedia, berlangganan majalah Tempo, Horison, kemudian berlangganan lagi dengan koran Time, Newsweek.

Nasib baik, berpihak pada diri Djoko Pitono, dari status tukang roti menjadi guru Bahasa Inggris. Baginya, akses ke luar negeri terbuka melalui media koran. Ia sempat menjadi redaktur luar negeri. Pergaulan dan pertemanan semakin meluas, dan itulah yang membesarkan dan mengantarkan dirinya pada capaian cita-cita ke luar negeri. Kegiatan jurnalis yang paling berkesan adalah ketika berhasil mewancarai Duta Besar Israil di Singapura, dan pernah ke  Arab Saudi di Arab Saudi untuk mewawancarai duta besarnya.Banyak negara yang telah dikunjungi, kecuali Amerika Latin.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WeCreativez WhatsApp Support
Our customer support team is here to answer your questions. Ask us anything!
👋 Hi, how can I help?