Oleh Abunawas: Ppembelajar dari Bumi Cenderawaisih Tanah Papua

Jayapura ( 18 Desember 2023) abunawaslink.com — Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Jayapuran (MASAMUJAYA), yang selama 17 tahun (2006-2023) seatap dengan SMP Muhammadiyah Jayapura di Jalan Sarmi Nomor 3 Abepura, sejak tanggal 1 Oktober 2023 telah menghuni gedung baru, yang rencananya berlantai empat, dalam kondisi cukup repsentatif di Jalan Abe Pantai, Kelurahan Awiyo, Kecamatan Abepura, Hand Phone: 0811 4833 444, Kode Pos 99351, Email: masamujaya@gmail.com , komplek Universitas Muhammadiyah Papua (=dahulu STIKOM). Akses menuju lokasi, sekitar 50 meter dari jalan utama, seberang dealer Hyundai Tanah Hitam Abepura-Jayapura. Gedung baru MASAMUJAYA, saat ini masih menggunakan dua lantai, dengan enam rombongan belajar, 1 ruang guru, 1 ruang kepala, 1 aula, dan 1 ruang perpustakaan.
Awal Desember tahun 2023, banyak sekolah dari seluruh jenjang telah menampilkan “flyer” di media sosial tentang penerimaan peserta didik baru (PPDB) tahun 2024/2025. Gerak cepat ini merupakan pertanda adanya kompetisi di dunia pendidikan. Sekolah kecil hingga sekolah besar bersaing dalam menginformasikan diri untuk menarik perhatian publik. Kegiatan-kegiatan unggulan, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga capaian prestasi, pasti menjadi sorotan. Strategi ini, semula terasa pamer atau riya’, tetapi lama-kelamaan menjadi sebuah kebutuhan dalam rangka merebut perhatian, dan menjadi pilihan. Demikianlah, “flyer” menjadi penting dalam rangka promosi sekolah kepada publik. Sementara, pilihan lain seperti “banner”, baliho, spanduk, atau brosur akan menyusul, saat musim PPDB, tak terkecuali MTs. Muhammadiyah Jayapura.
Informasi PPDB adalah sama dengan kegiatan pemasaran, yang tentu saja berkaitan erat dengan calon pengguna jasa. Terkait dengan itu, saya menjadi teringat pada masa kuliah di Jakarta. Suatu waktu di Mall Cempaka Putih, tepatnya tahun 2007. Saya memberanikan diri untuk menanya-nanya jam tangan. Pelayannya masih belia, cantik, dan sangat ramah. Suguhan air gelas mengawali transaksi. Banyak pilihan tertata sangat elok dan menawan di dalam etalase. Tes dan coba, sampai ada yang terasa pas. Saya memutar-mutar tangan untuk merasakan kecocokan hingga pas. Saat itulah, pelayannya memberi komentar, “Sangat pas untuk tangan Bapak yang kekar!” Luar biasa, sebuah komentar pendek yang menyulitkan untuk tidak mengiyakan, dan tidak membeli jam tangan jualannya. Penjualnya, sangat mengerti psikologi pembelinya.
Cerita berbeda, datang dari dua karyawati yang se-letting di salah satu perusahaan. Dalam rangka peningkatan karier, kedua karyawati dites secara terpisah oleh bos perusahaan. Instrumennya sangat sederhana berupa undangan rapat via WA. Setelah keputusan diambil, karyawati yang merasa terkalahkan melakukan komplain. Tetapi, penjelasan singkat oleh bos perusahaan bahwa kelengkapan informasi adalah syarat dan ketentuannya. Untuk mengantisipasi kecurigaan akan pilihan subyektif, bos perusahaan memperlihatkan konsep undangan yang dibuat oleh si pemenang. Ternyata, isi undangannya sangat lengkap, mulai dari hari/tanggal, waktu pelaksanaan, tempat, dan agenda rapat.
Seringkali, ketika hendak berbelanja “online”, anak saya menyuruh untuk membaca deskripsi produknya, dan cermati testmoni konsumennya. Alasannya sederhana, terkadang sebuah iklan atau promosi produk berbeda dengan barang yang diterima. Tentu saja, itu sangat mengecewakan konsumen, dan untuk melakukan komplain, biasanya terkendala waktu dan birokrasi yang harus dilewati. Konsumen kecewa, dan dapat dipastikan, selamananya tidak akan berurusan dengan peng-iklan yang mempromosikan produk. Kemudian, beralih pada iklan-iklan yang terpercaya dengan data serta informasi yang akurat dan komprehensif.
LSebuah lembaga pendidkkan yang lalai dalam berbenah adalah sama dengan membiarkan diri untuk ditikung oleh kompetitornya
Usaha menarik perhatian ‘stakeholder’, dapat pula dilakukan dengan cara membaguskan “wajah sekolah”. Pekarangan yang hijau dan sejuk, bebungaan tertata cantik dan elok, pewarnaan gedung/dinding yang serasi dan harmonis adalah pandangan pertama yang menawan hati. Penerimaan atau penjemputan peserta didik di pagi hari dengan penuh kehangatan disertai bisikan motivasi dan doa adalah merupakan bagian yang tidak kalah pentingnya. Pelayanan pembelajaran dengan semangat cinta kasih “bagai mendidik anak sendiri”, dan dengan tetap menjaga profesionalitas adalah tuntutan yang seyogyanya terpenuhi. Penanganan kasus peserta didik yang menghadirkan orangtua atau wali, selalu dengan pendekatan “persuasif”.
Selain itu, kegiatan pembiasaan yang memiliki nilai keunggulan dan daya pembeda, adalah sangat diperlukan, seperti tadarus pagi, kultum, sholat dhuha, sholat dhuhur berjamaah. Kegiatan “family gathering”, “parenting islami”, dan ekstrakurikuler yang bervariasi adalah pilihan bijak dan cerdas yang tidak boleh dilewatkan. Lebih penting dari itu, agenda rutin seperti kegiatan Taruna Melati (TM) secara berjenjang, mesti terkelola dengan sangat apik. Perencanaannya matang, pelaksanaannya kompak dalam irama dan kerjasama solid, pengawasan dan pengendaliannya rapi, disertai dengan evaluasi secara profesional dan proporsional, dan rencana tindak lanjut yang lebih baik.


