Ibnu Atha’illah berkata bahwa “Semesta itu seluruhnya gulita. Ia hanya akan diterangi oleh wujud Allah. Siapa yang melihat semesta, namun tidak melihat-Nya ketika, sebelum, atau setelah melihat semesta, berarti ia telah disilaukan oleh cahaya-cahaya lain dan terhalang dari surya-surya makrifat karena tertutup tebalnya awan dunia”
Abunawaslink.com – Imam Sibawaih El-Hasany mengatakan bahwa sangat menggelikan orang yang menyimpulkan bahwa matahari tidak memancarkan sinarnya hanya sebab tertutup awan. Dia salah melihat kedudukan antara keduanya. Begitulah bila hati kita tidak terang memandang. Semesta ciptan-Nya tetap saja tidak membuat kita sampai kepada-Nya. Padahal, semestinya kita makin mengenal-Nya melalui ciptaan-Nya. Dan Allah memperlihatkan diri-Nya dengan terang pada setiap yang ada (wujud benda, persitiwa, kejadian) di alam semesta ini. Oleh karenanya, sapalah Dia dan sambutlah semesta dengan hatimu. Hidupmu akan cemerlang Bersama-Nya. Subhanallah…!
Syekh Abdullah asy-Syarqawi al-Khalwati menjelaskan bahwa di mata para ahli syuhud (orang yang menyaksikan kehadiran Allah dalam segala sesuatu), maka dunia ini tidak berwujud. Yang membuat dunia ini tampak hanyalah wujud Allah semata, persis seperti pancaran sinar matahari yang masuk ke dalam sebuah lentera berkaca. Tak ada wujud, kecuali Allah Yang Mahabenar. Dengan kemunculan Allah pada segala sesuatu, maka semuanya menjadi ada, sesuai tabiatnya masing-masing. Aslinya, mereka tidak berwujud dengan sendirinya.
Jika demikian, siapa yang melihat alam semesta ini tanpa merasakan kehadiran Allah di sana, berarti ia telah kehilangan nur ilahi yang membuatnya mendapat musyahadah. Di samping itu, ia juga tidak mungkin akan mendapat makrifat karena ia telah disilaukan oleh semesta ini.
Wallahu a’lam bishshowab!
Jayapura, 16 Juli 2024
