Berdakwah dengan Berteknologi

Abunawaslink.com – Pada ayat ke-77 dari surat Al-Qoshosh, selain membimbing dan menuntut agar dalam beramal saleh yang banyak, hendaknya mengutamakan akhirat, tentu saja dalam kerangka peng-Esa-an terhadap-Nya (tauhid) sehingga pertemuan dengan-Nya menjadi pertemuan terindah dan paling membahagiakan. Itulah puncak harapan tertinggi dari aktivitas beribadah. Akan tetapi, kelanjutan perintah-Nya adalah “…jangan melupakan bagianmu di dunia dan berbuat baiklah kepada orang lain sebagaimana Allah telah berbuat baik…!” Ya, bagian di dunia dan perintah berbuat baik, ditafsirkan sebagai tuntutan penguasaan dan pemanfaatan teknologi sebagai media dalam berdakwah. Jangan sampai, ketidakmampuan mengakses dan mengoperasikan aplikasi-aplikasi teknologi menjadi penghambat atau kegagalan dalam menyampaikan dakwah. Keterampilan berteknologi merupakan kebutuhan dakwah dalam rangka mewujudkan perintah berbuat baik dan pelayanan terhadap jamaah dan umat (Imam Robandi, 2022).

Dunia dan arena dakwah semakin meluas dan kompleks, disertai dengan perubahan yang sangat cepat dan dahsyat bagai “tsunami”. Ikhtiar konvensional dari masjid ke masjid, dari mimbar ke mimbar, dari liqo’ ke liqo’, dari BKMT ke BKMT, dari arisan ke arisan, dari kantor ke kantor, dan lain-lainnya, mesti dan harus beranjak serta berbarengan dengan ikhtiar memanfaatkan teknologi modern untuk menunjang dakwah super dinamis dan kreatif karena tuntutan yang dihadapi semakin dahsyat, dan lebih kompleks. Bergerak dan berjamaah adalah tuntutan dan keharusan. Sebelum, pada saat, bahkan setelah pandemic covid-19, geliat dan gegap-gempita aktivitas semakin masif. Dalam waktu bersamaan, kegiatan dapat berlangsung dan diikuti, terkadang lebih dari dua tayangan. Katakan saja seperti kegiatan webiner dengan segala variasi konten. Teknologi (=internet dan android) hadir menjadi alternatif yang super meyakinkan, bahkan dapat mematahkan mitos bahwa seseorang dapat berada di dua tempat sekaligus. Masifnya pergerakan dakwah terutama di dunia maya menuntut penguasaan dan pemanfaatan teknologi. Tanpanya, kita hanya dapat menjadi penonton di pinggir panggung dakwah. Kalau bukan bersorak, paling-paling kita hanya berceloteh, berkritik, dan mencela cenderung antipati. Padahal, para pemain telah berkiprah, mengukir prestasi, dan mewarnai peradaban.

Dunia maya (=sosmed) adalah ruang bebas tak bertepi. Siapa yang mengisi dan memanfaatkannya, maka dia-lah yang mewarnai dan menginduksi perubahan dan peradaban. Dalam hal ini, gerak dakwah tidak terkecuali, harus “berjibaku, bersinergi, berkolaborasi, berjejaring, dan berteknologi” Sebab itu merupakan syarat yang sangat penting  untuk dapat eksis, bertahan, dan menjadi pemenang.  Penggunaan “sosmed” seperti WhatsApp, Instagram, YouTube, Twitter dan lainnya, apabila dikelola secara profesional, modern, berjamaah, maka dapat dipastikan akan membawa kebermanfaatan, kemaslahatan, dan keberkahan, terutama untuk generasi muda sebagai pemilik masa depan. Sedari sekarang, mereka harus dipersiapkan untuk menjadi generasi kuat, bermental pejuang, dan berjiwa pemenang dengan modal kecerdasan intelegensi berupa penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, keterampilan berkolaborasi, berkomunikasi, berjiwa kreatif, dan bermental wirausaha. Demikian pula, kecerdasan spiritual dengan perilaku bertakwa dengan sebenar-benarnya takwa, dan kecerdasan emosional yang diwarnai kejujuran dalam berbicara, bersikap, dan bertindak. Untuk tujuan mulia ini, maka berdakwah berjamaah dan berteknologi adalah keniscayaan (QS: An-Nisa: 9).

Wallahu a’lam bishshowab!

Jayapura, 16 Juli 2024

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WeCreativez WhatsApp Support
Our customer support team is here to answer your questions. Ask us anything!
👋 Hi, how can I help?