
Foto Terbaik : Knowledge from My Home merupakan karya spektakuler di masa Covid-19 dari IRo-Society
Jayapura, 12 November 2023 abunawaslink.com – Suasana penuh hikmat mewarnai pengajian rutin bulanan TK ABA Miftahul Khair Argapura Kota Jayapura. Guru-guru, orangtua siswa, pengurus yayasan, dan simpatisan mengikuti pengajian dengan penuh perhatian. Tema tentang ciri-ciri orang bertaqwa yang kelak menjadi ahli surga, “gemar berinfak, dapat menahan amarah, dan memaafkan kesalahan orang…” mendapat perhatian serius (QS: 3: 133-134). Tanya jawab dan “doorprize” melengkapi dan menambah semarak acara. Penampilan dua kelompok siswa dengan hafalan surat-surat pendek. cukup mengharukan bagi orangtua mereka. Materi tentang “Baiti Jannati” dari buku “Knowledge from My Home” yang sedianya hendak diuaraikan, terpaksa diurungkan untuk pengajian berikutnya. Insya Allah!
Baiti Jannati adalah suatu konsep religi yang termaktub dalam kitab suci, baik dalam Al-Qur’an maupun Al-Hadits. Konsep ini menjadi rujukan bagi sesiapa pun yang mengharapkan kehidupan rumah tangga yang tenteram bahagia lahir-batin, sejahtera dunia-akhirat. Baiti jannati, bukanlah kata benda atau kata sifat, melainkan kata kerja, yang menuntut adanya usaha sungguh-sungguh dan kerja keras untuk menggapainya. Konsep baiti jannati terbangun dengan pilar perserikatan orang-orang yang memiliki latar belakang yang tidak sama, diikat dengan tujuan yang sama, diatur dengan kesepakatan berupa aturan yang dimufakati, dibalut kerja sama yang harmonis. Pembahasan akan konsep baiti jannati, amatlah luas dan mendalam. Dalam paparan ini, paling tidak implementasinya dapat dilihat dalam perilaku, ucapan dan doa.
Pengejawantahan konsep baiti jannati dalam kehidupan berkeluarga, di dalamnya terwarnai pembagian tugas yang jelas pada semua anggota keluarga, terutama kepala rumah tangga dan ibu rumah tangganya. Secara umum, kepala rumah tangga memosisikan diri pada bagian eksternal, mencari nafkah untuk keluarga. Sedangkan ibu rumah tangga memosisikan diri pada bagian internal, mengurusi urusan rumah tangga, terutama tanggung jawab mengenai perdapuran dan pendidikan anak di rumah. Bahwa karena situasi dan keadaan memaksa, ibu rumah tangga, dalam hal ini istri harus bekerja di luar rumah, hendaklah senantiasa menjaga batas-batas kenormaan yang meliputi norma adat, norma susila, norma agama, termasuk juga norma hukum. Sementara itu, anak-anak yang tertanggung tetap menjaga tanggung-jawab dengan mengutamakan bakti terhadap kedua orang tua, terutama ibu.
Masih dengan contoh merasa diperlakukan dengan tidak adil. Putra saya yang ketiga, waktu itu kami bertiga di kamar anak bungsu — anak yang keempat sedang membuka hp baru buat adiknya. Tiba-tiba, putra ketiga saya, berkomentar, “Bapak tidak adil –ke saya, dikasih motor bekas…! Hari ini, di sini, adik dibelikan HP baru, sementara saya hanya dikasih HP bekas!” protesnya sambil menunduk dan terisak. “Astaghfirullah!” dalam hati. Begitukah definisi sebuah keaadilan. Tiba-tiba terasa tanpa disadari, dan tanpa disengaja.
Pengejawantahan konsep baiti jannati dalam kehidupan berkeluarga, di dalamnya terwarnai keadilan dalam segala aspek kebersamaan. Prinsip dan rasa keadilan mesti dirasakan oleh seluruh anggota keluarga, tak boleh pilih kasih. Ini masalah yamg tidak gampang, karena kadang terkait dengan rasa-kasih sayang yang tidak seimbang. Ketidakadilan akan melahirkan ketidakseimbangan, ketidakharmonisan keluarga, melahirkan sikap iri-dengki, dan dendam. Kita ambil contoh saja, kehidupan keluarga Nabi Yakub as yang melahirkan kisah pilu dan tragis antara Ayah, Yusuf, dan saudaranya, Bunyamin bersaudara. Yusuf kemudian, dengan berbagai manuver tipu-muslihat dari saudaranya Bunyamin bersaudara, mengecoh ayahnya, dan membuang Yusuf di salah satu sumur di tengah hutan. Kejadian tersebut tentu saja bermotifkan iri-dengki dan rasa dendam karena perbedaan kasih sayang dari seorang ayah, walaupun itu selevel nabi.
“Baiti jannati, adalah harapan ideal keluarga sakinah, mawaddah, warahmah. Suasana kebahagiaan dan harmonis tercermin dalam pola komunikasi yang sejuk, berhias dengan ucapan dan doa keselamatan dunia akhirat”
Pengejawantahan konsep baiti jannati dalam kehidupan berkeluarga, di dalamnya terwarnai dengan kehidupan yang rukun dan damai. Kebersamaan dalam rumah senantiasa betah dan tenteram. Kalau pun keluar atau pergi agak jauh dari rumah, selalu merasa rindu akan keluarga. Sinergitas keluarga menjadi warna yang senantiasa membersamai kebersamaan. Ada sama dimakan, tak ada sama ditahan. Demikian pepatah lama, terujar. Kebersamaan yang saling menjaga, saling melindungi.
Pengejawantahan konsep baiti jannati dalam kehidupan berkeluarga, di dalamnya terwarnai dengan kebersamaan yang diliputi ucapan-ucapan keselamatan, ucapan-ucapan saling memotivasi, ucapan-ucapan dengan lisan yang terjaga, kata-kata bertuah, tak didominasi dengan perkataan sia-sia. Terjauhkan dari kata-kata terlaknat, jauh dari rahmat Allah SWT. Tak melaknat harta, tak melaknat jiwa, tak melaknat keluarga. Melaknat harta itu, misalnya ketika motor lagi mogok, ditendangnya disertai dengan kata umpat, “motor sial”. Itu merupakan kata laknat. Tentang laknat pada jiwa, biasanya dengan gaya bahasa litotes(=merendah) terlontar kalimat, “saya ini bodoh”, “Saya ini orang miskin, orang tidak berpunya”. Atau kalau lagi marah tidak terkendali, melihat anaknya sedang gagal, berkomentar, “Kamu memang sial!”
Mengapa kita tidak boleh melaknat baik pada harta, pada jiwa, dan pada keluarga? Karena sesungguhnya, kata-kata adalah doa. Yang ditakutkan adalah ketika kata-kata tersebut bersamaan dengan “sa’atul ijaabah” —saatnya doanya diijabah. Maka, yang terbaik adalah ketika marah, solusinya adalah diam. Kalaupun marah, cukup, mengomel saja, asal tetap teratur dan terkendali. Silahkan dan selamat mencoba.
Pengejawantahan konsep baiti jannati dalam kehidupan berkeluarga, di dalamnya terwarnai dengan doa-doa keselamatan. Baik masuk ke rumah sendiri, apalagi masuk ke rumah orang lain, mesti diawali dengan salam, “Assalamu alaikum warahmatullahi wa barakatuh”, terutama pada rumah sendiri, sebaiknya salam disertai dengan bacaan Al-Ikhlas. Adalah doa ketika segala kesenangan mewarnai kehidupan keluarga, “Alhamdulillaahi alladzii bini’matihii sholihat (Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya sempurnalah kebaikan”. Akan tetapi, bila keluarga dalam keadaan tidak menyenangkan, diliputi kesedihan, maka doanya adalaho “Alhamdulillah ‘alaa kullihal (Segala puji bagi Allah dalam seluruh keadaan)” Demikianlah baiti jannatii yang berbingkai perilaku, ucapan-ucapan, dan doa-doa keselamatan.